Kali ini gw pengen share tentang apa yang beberapa hari belakangan ini sangat membuat gw kepikiran. dua buah kata yang dimana kata-kata ini yang buat gw berpikir keras (terdengar berlebihan sih). "Walking Alone", dua buah kata yang menurut gw penuh arti yang sangat mendalam. Walking alone, it means berjalan seorang diri. Gw berpikir, apakah selama ini gw hanya berjalan seorang diri? apakah gw berjalan dengan segala keegoisan gw, keangkuhan gw, kesombongan gw, dan apakah gw tidak mengandalkan Tuhan dalam setiap perjalanan kehidupan gw? dll.
Hal tersebut lah yang membuat gw ingin me-review kembali apa yang sudah gw jalani dalam hidup. Ketika kecil terbilang gw hidup berkecukupan bersama dengan kedua orang tua gw, gw terbilang anak yang manja. Menjelang remaja (SMP & SMA), sedikit demi sedikit terlihat kedewasaan gw, walau terbilang sangat dini. Mulai bertanggung jawab dari hal-hal kecil, orang tua secara tidak lagsung mengajarkan gw apa itu yang namanya tanggung jawab. Mulai dari bangku SMP gw udah ditinggal pergi oleh orang tua gw, papi pada saat itu ditugaskan ke luar kota untuk akamigas (seperti kuliah) selama 1 tahun di pulau Jawa. Dan mami pun sering bolak-balik Manado. Tinggal lah gw dan kakak (alm) di rumah, segala pekerjaan rumah gw lah yang membereskan, ngepel, cuci piring, cuci baju, masak, dll. Singkat cerita, dari hal-hal tersebut gw merasakan seperti Dona yang berbeda, dikala kecil manja, tapi beranjak dewasa menjadi Dona yang mandiri. Dan pada akhirnya memutuskan untuk kuliah diluar kota pun itu adalah keputusan gw sendiri, orang tua hanya bisa support dan mendoakan yang terbaik.
Memutuskan untuk jauh dari orang tua dan menempuh pendidikan di kota yang sama sekali tidak tau seperti apa kehidupannya adalah hal yang sukar, terlebih gw adalah seorang perempuan yang masih sangat membutuhkan keterlibatan orang tua untuk mengurus ini itu untuk keperluan kuliah. Sebelumnya papi sempat menjanjikan jika gw kuliah di Manado, sehari-hari dalam beraktivitas gw bisa menggunakan mobil, tapi jika tidak di Manado (re:Bandung) kamu pasti naik angkot, jalan kaki, dll. Tapi gw menjadi seseorang yang berbeda, tidak tergiur dengan janji yang bokap gw berikan, tapi gw meyakinkan ke orang tua bahwa segala sesuatunya yakin dan percaya akan baik-baik saja even gw harus naik angkot, jalan kaki, dll. Gw merasa bisa handle hidup gw sendiri. Gw type orang yang tidak ingin membuat segala sesuatu itu ribet, dan tidak ingin merepotkan orang lain.
Berjalannya waktu, hidup seorang diri di kota Bandung, yang jauh dari kata enak dan nyaman, gw merasa tumbuh menjadi wanita yang sangat tertutup. Hanya hal-hal penting lah yang kelaur dari mulut gw untuk dibicarakan dan bahkan hanya melakukan, menjalankan hal-hal penting saja. Nggak ada orang yang cita-citanya ingin menjadi orang yang tertutup dan bukanlah keinginan gw menjadi seperti itu, tapi mungkin lingkungan lah yang membuat gw seperti itu. Gw merasa seperti berjalan dalam kegelapan, yang ngak ada orang sama sekali, benar-benar berjalan sendiri mengikuti jalan yang ngak tau ujungnya seperti apa. Gw merasa itu bukan gw yang sebenarnya.
Walking alone in the darkness
Setahun berjalan, sifat dan sikap gw pun tidak menunjukkan adanya perubahan. Gw merasa aneh dengan kehidupan baru gw. Semua orang terlihat individualis terlebih gw pribadi, setiap orang hanya memikirkan dirinya sendiri, tanpa mau melihat sekeliling mereka. Gw seperti terperangkap dan tidak tau bagaimana caranya agar bisa keluar dari perangkap itu. Ngak ada orang, ngak ada yang bisa bantu, cuma ada diri gw sendiri yang tidak tau mau berbuat apa. Tidak hanya berjalan sendiri dalam kegelapan, seperti halnya gw berada didalam perangkap tadi, tapi disaat hujan turun pun gw merasa bahwa Tuhan ngak adil. Banyak tugas yang harus gw selesaikan tetapi kenapa Tuhan kasih hujan? apakah supaya segala sesuatunya harus terhambat cuma gara2 hujan? Terhambat untuk pergi kuliah? oh, bulshit! Gw berpikir apakah ini jawaban dari apa yang sudah gw putuskan sebelumnya? Apakah dengan cara ini Tuhan menguji kesabaran gw? gw hanya bisa complain sama apa yang udah terjadi. Dulu terbilang hidup nyaman, segala dibutuhkan selalu ada dan bisa terpenuhi, ke sekolah naik bus, nebeng mobil tetangga, atau terkadang antar jemput sama orang tua. Tapi melihat keadaan di kota dimana gw tinggal sekarang, gw merasa ini jauh lebih tidak nyaman dan hanya membuang-buang uang saku gw saja. gw berpikir mending uang saku yang gw punya, gw belikan makanan enak :d
Walking alone in rain
Perlahan hati dan pikiran gw terbuka akan apa yang sudah gw alami sebelumnya. Segala sesuatu yang udah menjadi keputusan kita harusnya kita selesaikan itu sampai tuntas. Apapun yang terjadi, dalam keadaan dan kondisi seperti apapun itu kita harus punya tekad yang kuat untuk menyelesaikannya. Ibaratkan seorang pelari, dia harus menyelesaikan pertandingan larinya sampai garis finish kalau dia ingin memenangkan itu, jika tidak mungkin dari start pun dia sudah ragu, tapi karna dia punya tekad yang kuat dia memulainya dengan baik dan mengakhiri digaris finish pun dengan hasil yang luar biasa, be a winner. Segala yang sudah kita mulai haruslah kita juga yang menyelesaikan itu even kita berjalan dan berusaha sendiri tapi ada Dia yang selalu dikubu kita.
Walking alone at the beach
Disaat-saat gw beradaptasi dilingkungan yang baru, dengan banyaknya hal-hal tidak menyenangkan yang gw alami karna perbedaan lingkungan, dll, membuat gw tersadar, ok! mungkin gw seorang diri dalam dunia ini, mungkin segala sesuatu yang gw kerjakan dalam hidup ini itu semua ngak berarti apa-apa. Tapi gw teringat dan tersadar bahwa ada "Seseorang" yang selalu memperhatikan setiap detail kehidupan gw even gw berjalan seorang diri. Yes, i have God. Mungkin sebelumnya gw lupa kalo gw punya Tuhan yang luar biasa yang selalu ada buat gw. Kita akan menjadi "Seseorang" yang kuat jika kita sudah mengalami setiap proses yang Tuhan ijinkan terjadi dalam hidup kita (hal buruk sekalipun, hal ngak enak sekalipun). Karna melalui hal itu terlihat seperti apa kepribadian kita, dari hal itu juga kita dapat belajar agar menjadi pribadi yang jauh lebih baik, mungkin kesalahan terbesar gw adalah melupakan Tuhan.
Walking with God, everyday.
Buat gw bukan suatu masalah jika orang lain yang kita kenal baik, yang sudah dekat dengan kita mereka melupakan kita, bahkan tidak menganggap kita sebagai teman mereka, buat gw pribadi its ok. Lebih baik gw kehilangan 1000 sahabat sekalipun daripada mereka kehilangan Tuhan. Kalau pun gw kehilang mereka, masih ada "Seseorang" yang setia menemani gw dalam hidup, dan masih ada orang tua yang setia mendoakan setiap anaknya. Walking with God, always. God is good all the time.
Menikmati hidup yang sudah Tuhan berikan hingga saat ini, tidak penting untuk membanding-bandingkan dengan orang lain, just be your self. Berkat Tuhan itu tidak selalu berupa emas, permata, dan bahkan about money yang banyak. Bukan juga tentang kita yang memiliki banyak tabungan, mungkin rumah mewah, mobil mewah, fasilitas, dll. Disaat kita merasa CUKUP dan disaat kita BERSYUKUR dengan apa yang sudah Tuhan berikan buat hidup kita itulah yang menjadikan kita happy/bahagia.
#hope with you everyday
i'm ready to travel with you, wherever you go, i will follow. Together we walking with God.
Pict from Google