Berlanjut
dari cerita sebelumnya, saat gw duduk dibangku kelas 2 SMA, gw mendapat kabar
dari bokap kalo bokap akan persiun percepat. Sebetulnya dari setahun sebelumnya
gw dan kakak gw sempat mendengar berita itu, Cuma kala itu memang belum pasti.
Mendengar kabar itu jujur dari hati terdalam, gw dan kakak tidak setuju. Gw pribadi
tidak setuju salah satu alasannya karna bokap masih sangat muda untuk pensiun, saat
itu telihat memang karir bokap dikerjaannya juga bagus, gw sebagai anak sangat menyayangkan apabila bokap memutuskan
untuk pensiun percepat. Tidak hanya karna karir yang masih bagus, tapi gw
memikirkan adik yang masih sangat kecil dan kakak gw yang sedang menjalani
perkuliahan. Seiring berjalannya waktu, bokap sudah mantap untuk pensiun, gw
dan kakak sebagai anak sudah tidak bisa berbuat apa-apa selain berpikir apa
yang bisa kami lakukan selanjutnya. Hampir setahun bokap mengikuti program
pensiun percepat dari perusahaan, dimana yang gw tau program itu untuk
mempersiapkan mantan karyawan nantinya untuk memasuki dunia wirausaha, semacam
pembekalan lah seperti itu. Dan disaat gw kelas 3 SMA bokap pun resmi pensiun
dari PT Badak (salah satu perusahaan penghasil gas) di kota Bontang, yang
dimana melalui perusahaan tersebut lah kakak, gw dan adek gw bersekolah gratis.
Adik gw sempat merasakan juga tapi hanya sampai di sekolah dasar kelas 3. Selama itu gw belum
berpikir jauh, gw lebih konsen menjelang ujian Nasional. Bokap hanya sempat
berpesan begini, papi sudah tidak bekerja, papi sudah pensiun, jadi irit-iritlah.
Pengeluaran gw saat itu memang hanya untuk sekolah, tapi setelah mendengar
pesan itu dari bokap, gw malah sempat berpikir untuk tidak melanjutkan kuliah.
Yang gw pikirkan saat itu adalah kakak gw masih berkuliah dan bokap masih
sedikit membantu dalam financial sedangkan adik gw yang masih kecil, pasti
masih butuh banyak biaya untuk sekolah, perjalanan dia masih panjang. Tapi entah
kenapa, bokap dan nyokap sangat support gw untuk kuliah, dan akhirnya gw
mendaftar di salah satu universitas di Bandung. Pada awalnya tidak terpikir
untuk kuliah di Bandung. Option gw di awal adalah Surabaya, 2nd
option di Jakarta, tapi entah mengapa kedua kota tersebut disaat gw mau
mendaftar, pendaftaran pun sudah ditutup. Akhirnya di sekolah membaca pengumuman kalo Maranatha Bandung
masih membuka pendaftaran, dan test akan berlangsung di Balikpapan. Berawal
dari coba-coba dan iseng pengen ikut test akhirnya gw daftar dengan beberapa
teman gw dan mengikuti test di Balikpapan. Orang tua sangat support untuk
kuliah. Walaupun dalam hati gw masih menyimpan tanda tanya besar. Disaat test
pun nyokap mengantar gw ke Balikpapan, dan perlahan mulai terlihat kalo orang tua
sangat-sangat mensupport gw untuk kuliah. Akhirnya gw pun merasa yakin pasti
bisa. Test demi test dan menunggu hasil hampir 2 bulan, di bulan Maret hasil
keluar dan gw dinyatakan lulus test dan diterima. Orang tua seneng dan gw pun
merasa lega karna tinggal menunggu kelulusan SMA. Sekitar bulan Juni pengumuman
kelulusan keluar, di bulan Mei disaat gempa di Jogja, kakak gw kembali ke
Bontang untuk sementara waktu. Sedangkan gw prepare segala sesuatunya untuk
berangkat ke Bandung di awal bulan Juni 2006. Dan di bulan Mei juga diadakan malam
perpisahan bersama dengan teman2 seangkatan. Acara sangat formal mengundang orang tua,
diputar video flashback perjalanan kami seangkatan dari TK-SMA. Sedih bangettt
melihat videonya, sedih karna banyak kenangan manis dan pahit kami tinggalkan
di kota dimana kami sebagian besar siswa dilahirkan dan dibesarkan. Dan di acara
itu pula gw masuk nominasi tersupel dengan beberapa teman lainnya. Ternyata
yang memilih itu adalah adik-adik kelas, wah terharu saat gw tau masuk
nominasi. Kalo gw pribadi ngak penting menangnya, tapi berarti mereka melihat
gw dari sisi positifnya gw, gw pastinya juga ada negatifnya gw ngak sempurna,
tapi bersyukur mereka melihat gw dari gw yang positifnya. Dan mereka
mencontohkan hal yang positif. Thanks adik kelas semua. Hehe. Malam
perpisahan pun berakhir, dan kami seangkatan merayakan itu dengan konvoi
keliling kota Bontang, walaupun ngak semua tapi itu sangat berkesan, konvoi
hingga larut malam dan sempet nongkrong di lapangan basket outdoor, dengan
posisi mobil parkir berderetan dan motor pun melakukan hal yang sama
sampai-sampai hampir sejam nongkrong kami diusir oleh petugas patroli, akhirnya
kami kabur deh, konvoi keliling Bontang, hehe. Di awal bulan Juni tanggal 5
(masih inget tanggal) gw berangkat seorang diri dari awal keberangkatan di
Bandar udara PT Badak Bontang pagi hari, berlanjut ke Balikpapan dan
selanjutnya Jakarta. Sebenarnya gw berangkat dengan teman berbarengan, cuma
kami beda flight dan yang duluan landing di Jakarta pun gw. Untuk perjalanan
dari Balikpapan ke Jakarta gw satu flight dengan kakak kelas gw. Sampai di Soekarno Hatta gw harus menunggu teman gw yang belum landing, hampir
sejam menunggu akhirnya dia landing juga. Kebetulan teman gw itu dia sedikit tau
soal Bandung karna kakaknya kuliah di Bandung. Dan teman gw sama-sama ketrima
di Maranatha. Dan dia juga yang mencarikan gw kost, akhirnya kita dijemput oleh
kakaknya dan selanjutnya langsung menuju Bandung. Perjalanan kurang lebih 2 jam
ditempuh akhirnya sampai juga di Bandung, sampai di Bandung disambut dengan
hujan dan dingin banget. Perubahan cuaca pun terjadi. Yang tadinya gw di
Bontang panas banget eh sampai Bandung adem, dingin. Dan kita langsung menuju kost, kost nya bagus, tepat di belakang campus Maranatha. Dan itulah awal dari hidup gw untuk bisa mandiri, jauh dari orang tua, jauh dari kata “hidup enak”.
Tapi sayang di kost yang baru gw hanya bertahan sebulan, selanjutnya pindah ke
tempat yang lebih nyaman. Kenapa pindah ? karna di kost yang pertama, gw merasa
tidak nyaman, kost bagus tapi lokasi yang tidak memungkinkan gw nantinya untuk
bisa konsen dalam belajar. Karna persis dijalan besar dan sering banget mobil
motor truk berlalulalang di daerah itu, saat itu kamar gw persis menghadap
jalan. Akhirnya pindah kost dan dapat kost yang jauh lebih baik dari
sebelumnya. Soal harga saat itu memang relative murah berkisar 350rb
sebulannya, kondisi kamar sudah ada tempat tidur, lemari, dan kamar mandi
dalam. Walapun memang kamarnya tidak terlalu besar, terbilang kecil. Tapi gw
bersyukur, berkat bantuan teman, gw bisa sampai di Bandung, kalo ngak ada dia
mungkin gw udah nyasar kali yaa. Hehe. Akhirnya di pertengahan bulan Juni
pengumuman kelulusan dan gw dinyatakan lulus, gw mendapat kabar baik dari bokap
di pagi hari saat gw masih tidur nyenyak. Kaget, senang, ngak bisa
berkata-kata, apalagi satu angkatan lulus 100 %. Wah hebat perjuangan semuanya
(siswa, guru dan support orang tua).
Awal baru, babak baru, hidup baru, tantangan baru,
kesempatan yang ada pun dimulai. Hidup seorang diri di kota orang, status gw
sebagai mahasiswa dan rantauan. Gw beradaptasi dengan lingkungan sekitar dan
teman-teman baru yang segala-galanya serba baru dalam kehidupan gw. Wah new
challenge nih. Tahap demi tahap memasuki dunia baru pun gw jalanin, mulai dari
mengikuti ospek di campus, mulai dari situ pula gw menemukan teman-teman baru. Ospek
berlangsung sekitar 3 hari. Dan setelah ospek perkuliahan pun dimulai, wah
suasana baru sedang gw nikmati dan jalani sekarang, berasa mimpi saat itu, gw
bisa sampai di Bandung dan berkuliah. Perkuliahan demi perkuliahan gw ikuti,
semester demi semester gw jalani, di semester awal sempat kaget dengan mata
kuliahnya, tapi seiring berjalannya waktu Puji Tuhan gw bisa beradaptasi.
Semester 1 pun gw lewati dan lulus dengan hasil yang baik. Masuk semester 2
tantangan baru pun mulai terasa, sangat individualistis sekali, apalagi gw
merasa semenjak masuk kuliah gw jauh lebih menutup diri. Tapi gw jalani apa
yang harus gw jalani saat itu yang memang menjadi tanggung jawab gw. Walaupun
gw cuek tapi gw tetap dengan pendirian gw sendiri. Mulai masuk semester 3
sampai 5 Puji Tuhan semua berjalan baik dan lancar, untuk mata kuliah sendiri
memang sempet ada beberapa yang gw harus mengulang. Sempat memang kejadian
disaat gw mau ujian gw jatuh sakit, persisnya kapan gw lupa. Tapi memang dulu
jaman gw SD pun ngak tau kenapa tiap menjelang ulangan gw sering sakit, terjadi
pula disaat gw menjelang ujian gw jatuh sakit. Gw pun memaksakan diri untuk
ikut ujian. Belajar sebisa mungkin dengan kondisi yang badan udah lemas.
Masa-masa sakit pun tetap begadang untuk belajar, alhasil badan ngedrop, dan
ujian harus gw ikuti. Mau ngak mau dengan kondisi badan yang udah drop gw paksa
untuk datang ujian. Masa bodoh nantinya gw kudu ngulang atau ngak, yang penting
gw harus ikut ujian. Badan udah panas, muka pucat, tapi gw masih bisa bertahan
dan masih kuat untuk ujian walaupun hasilnya ternyata harus mengulang. Itu lah
gw terkadang memang sedikit keras kepala. Disaat gw sakit pun jarang sekali gw
memberitahu ke orang tua, dan juga selama gw sakit tidak pernah sekali pun gw
periksa ke dokter. Gw type orang yang tidak mau merepotkan orang lain dengan
keadaan dan kondisi gw. Gw berprinsip selama gw masih bisa melakukan dan
menyelesaikan sesuatu dengan sendiri, pasti akan gw lakukan dan selesaikan. Dan
even gw melakukan dan menyelesaikan itu sendiri tapi gw tetap minta pertolongan
Tuhan. Gw ngak mengandalkan kekuatan gw sendiri tapi mengandalkan kekuatanNya,
karna gw percaya disaat gw dalam kesusahan, kesulitan, disaat gw sudah tidak
bisa berbuat apa-apa, terpuruk sekalipun gw yakin dan percaya pasti Tuhan akan
datang menolong kalo kita benar-benar datang pada Dia yang punya hidup. Dan itu
sangat gw rasakan, kehadiran Tuhan luar biasa dalam hidup gw saat itu. Balik
lagi ke jaman kuliah, di semester 3 keatas, gw mulai membuka diri, jadi banyak
teman, dan punya genk kuliah. Hehe. Dan diakhir-akhir semester gw merasakan
betapa berubahnya hidup gw. Kuliah tidak hanya mengajarkan gw akan topic
perkuliahan yang gw ambil, tapi lebih banyak mengajarkan akan arti hidup,
artinya pertemanan. Banyak pengalaman-pengalaman yang bisa gw ambil positifnya,
entah dari dosen, dari teman-teman terdekat sampai dari orang yang ngak gw
kenal sekalipun. Terus terang memang semenjak kuliah di awal semester gw
menjadi orang yang sangat tertutup, saat itu gw berpikir bahwa ngak ada orang
yang dapat gw percaya. Lebih baik urus diri gw sendiri dari pada orang lain
ikut campur dengan urusan gw yang gw tidak tau asal muasal orang itu bagaimana
dan latarbelakangnya seperti apa. Akhirnya perlahan gw merasa menemukan kembali
jati diri gw yang sebelumnya hilang. Dulu gw orangnya ceria dan tidak tertutup,
dan orang yang sangat simple dengan hidup. And finally I find my way. Dengan
problem-problem yang ada dalam hidup gw, disaat itu gw mencari Tuhan. Gw lebih
berbenah diri dari segala hal-hal yang menggangu hidup gw yang itu sama sekali
ngak berguna buat hidup gw. Gw minta ampun sama Tuhan atas segala
kesalahan-kesalahan yang gw perbuat. Gw bersyukur akan hidup gw yang
complicated tapi Tuhan memberikan gw jalan untuk gw bisa berubah dan ngak
complicated lagi, saat itu gw yakin akan diri gw bahwa saat gw terjatuh, saat
gw down, saat gw dalam keadaan yang tidak baik kalo gw datang sama Tuhan dan
minta ampun pasti Tuhan akan membuka lebar tangannya untuk mengangkat dan menolong
gw. Praise God, I surrender all my life to God.
Puji
Tuhan, semester demi semester bisa gw jalani dan perlahan-lahan bisa selesai.
Dan di awal 2010 prepar untuk skripsi, terus terang gw ngak punya target harus selesai dan lulus kapan, apa yang gw jalani biarlah mengalir, gw yakin
dan percaya satu saat nanti apa yang sudah gw jalani itu akan selesai tepat
pada waktuNya. Akhirnya skripsi pun di mulai, gw berserah sama Tuhan sapa pun
dosen pembimbing yang gw dapat, mudah-mudahan gw bisa klop secara pemikiran.
Hehe. Puji Tuhan gw mendapat dosen yang sangat pintar, disiplin, dan sangat mensupport. Gw sangat klop dengan dosen pembimbing gw, saat itu gw cuma
memiliki keyakinan dan tekad bahwa apa yang akan gw mulai (saat itu) itu akan
menentukan bagaimana gw ke depannya. Gw melakukan dan menjalani semaksimal yang
gw bisa. Kurang lebih 4 bulan gw disibukkan dengan skripsi, semua waktu yang gw
punya (santai-santai, nonton tv, jalan-jalan, dll) gw korbankan semua itu demi
skripsi. Tapi ada waktu dimana gw harus releks, refreshing biar ngak mumet,
pusing dan stress. Senin sampe jumat my time just for skripsi, hari sabtu even gw
masih menyentuh skripsi tapi kapasitasnya lebih sedikit beda dengan hari
biasanya, at least gw baca-baca, dan kadang tiba-tiba muncul ide baru langsung
gw catat, selebihnya gw menyegarkan pikiran dan body gw dengan nonton or
jalan-jalan. Begitu pun di hari minggu, ngak ada yg berubah di hari minggu,
tetap pergi ke gereja, tapi di hari itu gw sama sekali ngak menyentuh skripsi,
jadi bener-bener memanjakan diri dengan melakukan apapun yang bisa membuat gw
senang dan fresh. Menurut gw disaat kita sudah merasa lelah dengan segala
tanggung jawab dan pekerjaan kita dalam hidup, ambillah waktu untuk menyegarkan
pikiran dan mengisi kembali tenaga kita, banyak cara yang dapat kita lakukan
mungkin dengan santai-santai dirumah tanpa memikirkan beban hidup atau pun
permasalahan hidup, jalan-jalan mengunjungi obyek wisata, atau wisata kuliner,
hehe. Disaat kita off dari segala rutinitas kita, artinya kita memberi
kesempatan pada pikiran dan tubuh kita untuk releks. It’s important. Hal itu
yang terjadi sama gw, disaat gw udah sangat “tergila-gila” dengan skripsi, ada
satu waktu dimana gw merasa lelah dengan apa yang sedang gw jalanin, akhirnya
gw memutuskan untuk rehat sejenak dari dunia skripsi untuk merefresh kembali
pikiran gw. Rehat juga tidak dalam waktu yang lama, buat gw satu hari pun sangat
berharga untuk releks. So luangkan waktu deh buat diri kita sendiri (me time),
jangan sampai pikiran dan body kita terkuras habis hanya karna kita ngak
luangin waktu untuk istirahat. Istirahat itu sangat penting, dan kesehatan jauh
lebih penting untuk merecharge kembali, istilahnya kalo mobil ngak diisi
bensin, otomatis ngak bisa jalan, begitu juga kita, sebagai manusia pasti butuh
istirahat untuk mengisi bahan bakar kita agar kita bisa kuat berpikir dan beraktivitas.
Balik ke topic skripsi, hari demi hari waktu dihabiskan untuk skripsi, dan di
bulan July 2010 tepatnya pada tanggal 24, hari yang sangat menengangkan dan
penentuan buat gw, perjuangan selama kurang lebih 4 tahun hanya ditentukan 1
hari. Wuahhhh…. Rasanya pengen banget teriak sekencang mungkin saat itu, Cuma
ntar dikira orang gila, hehe… seminggu menjelang sidang, gw lebih memantapkan
segala sesuatunya, terlebih mental dan kesehatan gw. Karna seperti yang udah gw
alami sebelumnya, tiap kali mau menghadapi ujian, suddenly gw jatuh sakit, nah
untuk sidang penentuan ini gw sangat berharap kesehatan gw baik-baik saja, jadi
gw lebih persiapan mental dan kesehatan gw. Hari H pun tiba, give the best hanya
itu yang bisa gw berikan, dan yang pasti gw banyak berdoa dan berserah semuanya
sama Tuhan. Gw percaya, apa yang udah kita usahakan yang terbaik dalam hidup,
Tuhan akan berikan jalan yang terbaik pula, even mungkin nanti resultnya ngak
sesuai dengan keinginan or target kita, yakinlah bahwa semua rencana Tuhan itu
jauh lebih dahsyat, jauh lebih indah dibanding rencana manusia. Saat itu gw
hanya bisa melakukan bagian gw, selebihnya gw berserah sama Tuhan. Saat itu gw
mengikuti 3 sidang dengan dosen yang berbeda, harusnya 4, tapi gw sudah melakukan
sidang terlebih dulu dengan dosen pembimbing, jadi di hari H itu gw hanya
menjalani 3 sidang. Sidang pertama di pagi hari mata kuliah Financial
Management, wow jujur, mata kuliah ini yang gw paling tidak suka, hehe… tapi
untungnya tidak sampai mendalam untuk mempelajari, karna itu bukan pilihan
pokok gw. Dan sidang kedua adalah Marketing Management dimana itu adalah
konsentarsi gw, sekitar se-jam lebih gw di sidang, wah itu rasanya udah seperti
gado-gado, but finally bisa gw lewati. Dan sidang terakhir adalah SDM, dan saat
itu mungkin pikiran gw udah kemana-mana, rasanya udah pengen nangis karna susah
banget untuk menjawab. Konsen gw menurun setelah sidang yang ke 2 selesai,
dalam hati gw berdoa, Tuhan kuatkan saya, saya pasti bisa dan yakin bisa lewatin
ini semua. Akhirnya gw menenangkan diri sejenak di depan dosen penyidang, ngak
berapa lama akhirnya gw bisa jawab even butuh waktu dan dipancing-pancing juga
sih sama dosen penyidangnya, hehe… PRAISE GOD, 3 sidang hari itu sudah gw
lewati, tinggal menunggu result apakah gw lulus or no. sore pun tiba, kami
peserta sidang semua berkumpul untuk mengikuti yudisium, wah deg-degan luar
binasa, haha. Finally, nama gw pun dipanggil, sekre kajur pun memanggil nama gw
dan menyatakan gw lulusan dengan predikat A. wuahhhhhhhhhhhhhhhhh lega luar
biasa dan langsung lemes, PRAISE THE LORD, PRAISE THE LORD, PRAISE THE LORD. Perjuangan yang
luar biasa selama kurang lebih 4 tahun terbayar sudah. Banyak yang gw korbankan
sepanjang gw kuliah, mungkin banyak temen-temen gw kuliah sambil kerja,
partime, dll. tapi lain hal dengan gw, gw hanya menghabiskan waktu dengan
kuliah, kuliah, dan kuliah. Keinginan gw hanya satu, orang tua udah
mempercayakan gw untuk menimba ilmu jauh ke kota orang yang sama sekali ngak
ada sanak saudara, orang tua udah membiayai semua keperluan gw dari awal daftar
sampai akhir menyelesaikan kuliah. Saat itu bokap gw udah pensiun dari salah
satu perusahaan swasta yang ada di Bontang, pensiun terlalu dini dan memaksakan
gw untuk irit-irit dalam pengeluaran. Dan gw punya tanggung jawab yang besar,
bahwa disaat orang tua udah mempercayakan semua-semuanya ke gw, gw harus jaga
itu baik-baik, gw ngak ingin buat orang tua gw menyesal untuk kedua kali, karna
sebelumnya terjadi pada kakak gw yang putus kuliah. Banyak biaya yang orang tua
keluarkan untuk gw kuliah, sebenarnya ada keinginan dari gw pribadi kalo better
gw partime, tapi lagi-lagi saking keras kepalanya gw, gw kekeuh untuk tetap
kuliah dan tidak mengambil partime, yang gw yakinin adalah, suatu saat nanti jika
gw sudah menyelesaikan kuliah, yakin dan percaya Tuhan akan memberikan gw
sesuatu hal yang jauh lebih indah, dahsyat, dan luar biasa di lain tempat. Gw
mengamini dan mengimani segala hal positif dalam hidup, planning tiap kita
pasti banyak, kalo di list bisa berlembar-lembar, kita sebagai individu hanya
bisa merencanakan sesuatu, tapi nantinya semua itu akan balik lagi ke Tuhan
yang punya hidup. Kita ngak akan pernah tau apakah list yang udah kita buat itu
secepatnya dijawab sama Tuhan or ngak. ya kalo gw pribadi hanya bisa menjalani
apa yang seharusnya gw jalani dan sudah menjadi tugas hidup gw. Menjani dengan
tidak bersungut-sungut, menjalani hidup dengan sebaik mungkin, berpikir
positif, berdoa, dan yang terakhir berserah semua sama Tuhan.
Seiring
berjalannya waktu, Puji Tuhan tidak begitu lama bagi gw untuk mendapat
pekerjaan. Seminggu setelah wisuda gw mendapat telepon dari salah satu
perusahaan yang ada di Bandung. Disaat gw lagi santai-santai di kost, tiba-tiba
HP berbunyi, tadinya ngak mau gw angkat karna nomer asing, tapi setelah di
check, nomor yang tampil dilayar HP bukan nomor HP melainkan nomor telepon
rumah or kantor. Pada akhirnya gw mengangkat telepon tersebut, dan kaget karna
gw diharapkan hadir pada saat interview. Yang gw pikir saat itu adalah, gw sama
sekali tidak apply ke perusahaan manapun yang ada di Bandung. Sebelumnya gw
hanya mengikuti test pekerjaan dari kampus dan tidak ada satu pun panggilan
dari perusahaan yang dimana gw mengikuti test di kampus. Pada saat di telepon,
gw pun menanyakan kebenaran dan kejelasannya, dan pada akhirnya mengiyakan
untuk hadir. First time gw ikut yang beginian, hehe.. dan gw pun mengikuti test dan interview. Basicnya
gw tidak tau ini perusahaan apa, gw pun menanyakan ke teman yang test di hari
yang sama dengan gw, ternyata ini perusahaan kemasan (Jewellery). Wuah kaget,
karna ngak pernah menyangka sebelumnya. Saat test pun, ternyata berbarengan
juga dengan teman kampus. Gw mengikuti setiap proses yang ada, mulai dari test
dan interview. Perjalanan pun berasa cepat banget, panggilan kedua, gw langsung
ngobrol dengan atasan. Kaget!! karna tampak luar, kenapa atasan berpakaian
sangat santaii. Yang gw tau, namanya bos itu kalo bekerja pakaiannya sangat
formal, kemeja, jas, sepatu. Sedangkan pada saat itu yang menginterview gw,
berpakaian yang sangat santai. Kaos, celana pendek, sandal. That’s it. Woww!!
Ya terlepas dari itu, finally gw diterima bekerja. Dalam waktu yang terbilang
sangat cepat, ngak ada persiapan lebih dari gw pribadi, mental udah yakin siap.
Apapun yang akan gw kerjaan nanti mudah-mudahan itu berguna untuk orang-orang
disekitar gw. Tempat kerja yang sangat jauh dari kost gw mengharuskan gw untuk
pindah, akhirnya gw meminta dispensasi dari kantor untuk pindahan kost. Puji
Tuhan gw dikasih kesempatan untuk pindahan, Puji Tuhan juga gw mendapat kost
yang tidak terlalu jauh dari kantor, even harus bangun pagi-pagi untuk bisa on
time, karna saat itu gw masih menggunakan angkutan umum (angkot). yeah, first
time kerja. Awal-awal masih bingung dengan pekerjaannya sebagai admin,
kebanyakan diam, lebih banyak ngantuknya. Hehe.. tapi seiring berjalannya
waktu, lama-kelamaan jadi terbiasa. Bisa karna terbiasa, terbiasa karna bisa. Gw
merintis dari nol, dari yang sama sekali ngak tau dunia kerja seperti apa
nyatanya, gw hanya banyak mendengar dari teman-teman gw yang sudah lebih dulu
bekerja. Segala sesuatu yang kita mulai kalau diawal kita udah merasa tidak
nyaman dengan kerjaan, ke belakang nantinya kita pun akan tidak nyaman dalam
bekerja. Puji Tuhan, kalo pun diawal masih rada ngak jelas dengan pekerjaan
secara job desk, tapi gw merasa nyaman dengan suasana yang ada. Banyak yang
bantu dan mengajarkan gw akan job desk yang seharusnya. Waktu pun terus
berjalan, banyak hal terjadi dalam pekerjaan, tapi apapun yang gw hadapi, gw
berusaha untuk menghadapi itu dengan hati yang terbuka dan kesabaran. Sekitar
bulan July 2011 gw mendapatkan inventaris dari perusahaan berupa motor. Pada
saat itu gw merasa, gw belum memberikan kontribusi yang lebih buat perusahaan,
tapi kenapa gw mendapatkan itu ?? menjadi pertanyaan besar buat gw
saat itu. Karyawan baru, belum setahun tapi udah dapat inventaris. Apa kata
dunia, hehe. Saat itu gw berpikir apa memang hanya gw saja yang mendapatkan
inventaris ?? setelah gw telusuri, tidak hanya gw saja yang mendapatkan itu, gw
pun sedikit lega. Berpikir positifnya ya mungkin memang my lucky saat itu, tapi
kalo liat ke hal lain, pasti akan banyak yang bertanya-tanya. Buat gw itu suatu
kepercayaan yang perusahaan berikan, inventaris itu ngak sekedar hanya
inventaris, tapi buat gw suatu tanggung jawab yang harus di jaga
sebaik-baiknya. Sekitar 4 bulan kemudian, gw diangkat sebagai supervisor. Wuah,
new job, new challenge, and also new responsibility. Banyak hal yang harus
dibenahi, terlebih dalam diri gw pribadi. Gw type orang yang ngak suka dengan
yang namanya “ribet”. Memang terkadang hal yang simple ngak semua resultnya
bagus, tapi kenapa ngak kalo memang ada hal yang lebih simple dan memang
bener-bener ngak bikin ribet. Tapi jangan juga meribetkan hal yang seharusnya
ngak ribet. Nah loh bingung kan, haha. Dan sekitar 8 bulan kemudian, berubah
lagi status/jabatan gw di pabrik. Hhmmm… tebak-tebak berhadiah. Buat gw
tanggung jawab gw sekarang semakin besar, wuah… kepercayaan yang perusahaan
berikan ke gw juga semakin besar. Thank for the chance, kesempatan akan selalu
datang, tapi kita ngak akan tau waktunya kapan. Saat ini gw hanya menjalani apa
yang memang menjadi tanggung jawab gw, ngak gampang mengurus orang lain dalam
suatu pekerjaan. Gw pun merasa ngak mudah untuk mengurus diri. Tapi gw percaya,
disaat kita diberikan tanggung jawab or kepercayaan oleh orang lain, itu
tandanya masih banyak orang yang care dan mempercayakan ke kita. Buat gw,
apalah arti jabatan/kedudukan seseorang, itu hanya sekedar judul tapi nyatanya
kita semua itu bekerja dalam satu team yang ngak akan terlepaskan. Hanya
pekerjaan yang berbeda tapi tanggung jawab tetap sama dan sesuai porsinya. Thanks
God for giving me a chance, kesempatan akan selalu ada dalam kehidupan setiap
orang terlebih gw, tapi kesempatan yang kita dapat belum tentu terulang
kembali. Untuk mencapai segala sesuatu yang kita pengen pasti ada prosesnya,
tinggal bagaimana kita pribadi bisa memanfaatkan waktu yang ada untuk bisa
mencapainya. Yang terpenting adalah, berusaha semaksimal yang kita bisa
berikan, berdoa, dan sisanya serahkan semua sama Tuhan. Segala sesuatu akan
indah pada waktu-Nya. Bersyukur dengan apapun yang sudah bisa kita capai dan
miliki dalam hidup. Manusia ngak akan pernah puas, pasti selalu ingin mencoba
hal-hal baru. Bersyukurlah dengan segala apapun yang sudah Tuhan berikan untuk
kehidupan kita, kapanpun Tuhan bisa ambil itu, so buat hidup kita senyaman
mungkin, sebaik mungkin, hidup kita bukan orang lain yang tentuin, tapi diri
kita sendiri yang tentuin, mau seperti apa dan bagaimana nantinya. Selebihnya
Tuhan yang akan bekerja dalam setiap detail kehidupan kita.